Jumat, 01 Juli 2011

Aspek Gizi Asam Lemak Esensial

Asam lemak adalah bagian dari molekul lemak. Ini dapat berfungsi sebagai zat penyusun lemak tubuh atau dapat juga digunakan tubuh untuk menghasilkan energi. Asam lemak atau lemak di dalam tubuh selain berasal dari lemak/minyak yang dikonsumsi, juga dapat berupa hasil sitensis tubuh dari karbohidrat atau protein.
Sesungguhnya tubuh tidak memerlukan konsumsi lemak, karena dapat disintesis dari karbohidrat maupun protein. Namun terdapat beberapa asam lemak yang tidak dapat disintesis oleh tubuh, sehingga harus disuplai dari makanan dan asam lemak esensial.

Metabolisme dan Fungsi
Istilah asam lemak esensial pada awalnya digunakan untuk asam-asam lemak yang memberikan gejala sakit pada tikus yang diberi ransum bebas lemak tetapi cukup mengandung zat-zat gizi yang lain.
Asam linoleat (18:2 omega 6), linoleat (18:3, omega 3) dan arahidonat (20:4 omega 6), merupakan asam-asam lemak yang pertama kali ditemukan bersifat esensial dan sampai sekarang digolongkan sebagai asam lemak esensial utama. Asam lemak tersebut tergolong sebagai asam lemak tidak jenuh.

Sedikitnya ada dua fungsi asam lemak esensisal bagi tubuh yaitu : (1) sebagai komponen semua tubuh dan menentukan sifat-sifat biokimia dan (2) sebagai prekursor prostaglandin suatu senyawa biologis yang aktif.
Masing-masing asam lemak esensial mempunyai fungsi yang berbeda, demikian pula prostaglandin mempunyai fungsi tersendiri. Linoleat dan arahidonat diperlukan untuk pertumbuhan tubuh dan fungsi kulit yang normal, sedangkan prostaglandin yang diproduksi arahidonat diperlukan untuk berfungsinya ginjal, koagulasi darah, kesuburan dan kehamilan.

Sumber dalam Makanan
Bahan pangan yang banyak mengandung asam lemak esensial terutama adalah kacang-kacangan dan biji-bijian, misalnya kacang kedelai, kacang tanah, minyak jagung, minyak biji, bunga matahari, minyak biji kapas, algae, ikan (terutama ikan laut) dan kerang-kerangan.

Karena asam lemak esensial merupakan asam lemak yang mudah rusak maka pengolahan makanan perlu dilakukan secara hati-hati agar manfaat lemak esensialnya masih dapat diperoleh. Misalnya penggunaan suhu pemasakan yang tidak terlalu tinggi atau waktu pemasakan yang tidak terlalu lama serta meng hindarkan terlalu banyak kontak dengan udara dan cahaya matahari.

Penggunaan minyak (jagung, kedelai, bunga matahari, dan biji kapas) sebagai minyak goreng, tidak terlalu menguntungkan karena asam lemak esensialnya dapat rusak pada suhu penggorengan, dan selain itu minyak yang terbawa dalam makanan yang digoreng juga tidak terlalu banyak. Sebaliknya minyak-minyak tersebut digunakan dalam tumis sayuran atau dicampurkan dalam sayuran (selada), agar jumlah yang terkomsumsi cukup banyak dan dalam keadaan baik.

Defisiensi dan Kebutuhan
Suplai asam lemak esensial (melalui konsumsi makanan) yang tidak cukup dapat membawa akibat yang kurang baik seperti : (1) pertumbuhan terhambat, (2) kulit ruam, (3) meningkatnya kehilangan air melalui kulit, (4) menurunkan efesiensi penggunaan zat-zat gizi, (5) penimbunan lemak dalam hati, (6) penurunannya produksi prostaglandin (dengan akibat yang timbul karena defesiensi prostaglandin) dan (7) terganggunya metabolisme lipoprotein.

Suatu penelitian menunjukkan bahwa defesiensi protein dan atau asam lemak esensial dapat mempengaruhi secara negatif aktivitas reproduksi, pertumbuhan yang normal, serta fungsi otak dan hati. Data mutakhir menunjukkan bahwa asam lemak arahidonat dan dokosaheksaenoat diperlukan untuk perkembangan yang normal sistim syaraf pusat.

Energi bagi tubuh dapat disuplai baik oleh karbohidrat (pati, gula), lamak maupun protein. Kebutuhan tubuh manusia akan energi bervariasi menurut umur, jenis kelamin dan jenis pekerjaan (aktivitas tubuh). Bagi orang dewasa di Indonesia kebutuhan tersebut rata-rata sekitar 2100 kilokalori.

FAO (Food and Agriculture Organization) menganjurkan agar asam lemak esensial dikonsumsi sedikitnya sebanyak 3% dari total energi yang dikonsumsi, baik untuk anak maupun orang dewasa. Selama masa kehamilan dan menyusui, FAO merekomondasikan masing-masing sebanyak 4,5 dan 5-7% dari total energi yang dikonsumsi. Asam lemak esensial termasuk sejumlah kecil asam lemak esensial berantai panjang, terdapat 8% dari jumlah energi yang terkandung dalam air susu ibu (ASI). Karena itu idealnya susu pengganti ibu harus mengandung asam lemak esensisal sebanyak yang terdapat dalam ASI.

Aspek Gizi Lain
Kadar kolesterol yang tinggi dalam plasma darah cenderung menyebabkan timbulnya penyakit jantung koroner. Karena itu pencegahan timbulnya penyakit ini salah satunya adalah dengan menurunkan kadar kolesterol dalam plasma.

Asam lemak esensial sebagai asam lemak tidak jenuh dapat berfungsi untuk menurunkan kadar kolesterol plasma tersebut, dengan cara meningkatkan degradasi kolesterol oleh jaringan-jaringan tubuh.
Data mutakhir menunjukkan bahwa asam lemak omega 4 yang berasal dari ikan dan hasil laut lainnya dapat berfungsi untuk menurunkan kadar kolesterol dalam plasma darah. Karena itu orang sekarang berlomba untuk meningkatkan konsumsi ikan dan hasil laut dalam rangka pencegahan timbulnya penyakit jantung koroner.
 
Sumber : Pelita, Minggu, 4 Nopember 1990

Tidak ada komentar:

Posting Komentar