Jumat, 21 Februari 2014

Cara menghitung Berat Badan Ideal

@ Cara menghitung berat badan yang ideal menggunakan Rumus
Rumusnya adalah: Berat ideal tubuh = (tinggi badan seseorang – 100) x 90%.
Sebagai Contoh penyelesaian kasus: jika anda adalah seseorang dengan tinggi postur tubuh 155 cm, maka berat badan anda dapat dihitung sbb:
Berat ideal = (155-100) X 90%
Selesaikan dalam kurung dahulu: 155-100 = 55
Lalu hasilnya adalah 55 x 90%= 49,50
jadi berat badan ideal anda adalah 49,50 kg. 
 
Untuk metode penghitungan cara ini, apabila anda memiliki berat badan yang lebih besar dari 10 hingga 20 persen, dari seharusnya berat badan ideal anda maka anda dapat dikatakan kelebihan berat badan. Namun jika berat yang anda punya adalah melebihi angka 20 persen dari berat ideal, anda termasuk seseorang yang obesitas atau kegemukan.
 
Dan jika berat badan anda semua menunjukan 10 persen dari kurang berat badan ideal, anda masuk kedalam kategori orang kurus, solusinya adalah menambah asupan makanan yang bergizi ( menambah berat badan).
 
@ Cara yang kedua adalah dengan menggunakan metode hitung index tubuh.
Rumus :
  • BDI= BB: KTB (hitungan tinggi meter)
keterangan:
  • BDI= berat badan ideal seseorang
  • BB= berat badan 
  • KTB= Kuadrat tinggi Badan dengan satuan hitung meter.
Contoh penyelesaian masalahnya adalah sebagai berikut: anda adalah orang yang memiliki ukuran berat tubuh sebanyak 80 kg serta memiliki tinggi badan 1,70 meter. Maka hitungan berat badan ideal yang anda punya adalah sbb:
  • BDI =  80 kg : (1,702) = ????
  • BDI= 80 kg : 2,89 m
  • BDI= 27,68
Untuk patokannya perhitungannya ialah sebagai berikut :
  • Jika berat badan ideal kurang dari 17 (<17 )= maka anda termasuk seseorang yang sangat kurus (kekurangan Berat badan tingkat Berat)
  • Jika anda adalah 17 = maka anda memiliki kategori berat badan tinggi ringan
  • BDI 18,4  sampai 21 = adalah berat badan Normal
  • BDI 21,1  sampai 27 = kelebihan berat badan kategori tingkat ringan
  • BDI 27,1  sampai 30 =  kelebihan berat badan berkategori tingkat sedang
  • Dan Jika BDI menunjukan angka >30 = anda adalah seseorang dengan kelebihan berat badan tingkat berat (kegemukan)
  

Minggu, 19 Januari 2014

Tugas Bioteknologi



MAKALAH




Di susun untuk memenuhi tugas terstruktur matakuliah Bioteknologi Pangan dan Agroindustri
Oleh:
Yan Abdi Nugroho ( 105100504111003 )
Kelas A



PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013


BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat membuat banyak orang semakin keras untuk berpikir bagaimana caranya untuk dapat mengimbangi pertambahan jumlah penduduk dengan kesejahteraan hidup yang layak. Banyak faktor yang harus diperhatikan seperti ketersediaan bahan pangan, lahan produktifitas pertanian, lapangan pekerjaan, tempat tinggal yang layak serta jaminan kesehatan dan masih banyak lagi.
Banyaknya jumlah penduduk secara tidak langsung berdampak buruk pada psikologis manusia yang seolah-olah hidup dibawah tekanan dan tuntutan, sehingga membuat kebanyakan orang kurang memperhatikan kondisi kesehatan tubuhnya. Berbagai macam penyakit bermunculan dimasyarakat salah satunya penyakit yang mematikan didunia yaitu diabetes mellitus.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor keturunan, pola makan tidak teratur, kurangnya istrahat, jarang berolahraga, tekanan hidup yang berat serta masih banyak lagi. Penyakit diabetes mellitus ini terjadi apabila kadar gula dalam darah yang tinggi serta berkurangnya kemampuan tubuh dalam memproduksi hormon insulin. Oleh sebab itu para ilmuwan melakukan penelitian yang menggunakan rekayasa genetika dalam proses pembuatan insulin sebagai salah satu terapi penyakit diabetes mellitus.

I.2. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji sumber insulin yang baik dan sesuai dengan insulin manusia agar dapat digunakan dalam terapi penyakit diabetes mellitus.

I.3. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui :
1.  Apa prinsip dasar dari rekayasa genetika?
2.  Bagaimana proses pembuatan insulin?
3.  Bagaimana cara pemberian Insulin pada penderita diabetes mellitus?
4.  Apa jenis insulin yang tepat sesuai dengan insulin manusia?


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Definisi Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika adalah proses mengidentifikasi dan mengisolasi DNA dari suatu sel hidup atau mati dan memasukkannya dalam sel hidup lainnya. Rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk menghasilkan makhluk hidup baru dengan sifat yang diinginkan. Rekayasa genetika disebut juga pencangkokan gen atau rekombinasi DNA. Dalam rekayasa genetika digunakan DNA untuk menggabungkan sifat makhluk hidup. Hal itu karena DNA dari setiap makhluk hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat direkombinasikan. Selanjutnya DNA tersebut akan mengatur sifat-sifat makhluk hidup secara turun-temurun.

II.2. Proses Rekayasa Genetika
Pada proses penyisipan gen diperlukan tiga faktor utama yaitu
1.      Vektor, yaitu pembawa gen asing yang akan disisipkan, biasanya berupa plasmid, yaitu lingkaran kecil AND yang terdapat pada bakteri. Plasmid diambil dari bakteri dan disisipi dengan gen asing.
2.      Bakteri, berperan dalam memperbanyak plasmid. Plasmid di dalam tubuh bakteri akan mengalami replikasi atau memperbanyak diri, makin banyak plasmid yang direplikasi makin banyak pula gen asing yang dicopy sehingga terjadi cloning gen.
3.      Enzim, berperan untuk memotong dan menyambung plasmid. Enzim ini disebut enzim endonuklease retriksi, enzim endonuklease retriksi yaitu enzim endonuklease yang dapat memotong ADN pada posisi dengan urutan basa nitrogen tertentu.

II.3. Insulin
Insulin adalah hormon yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah. Hormon ini sangat diperlukan oleh penderita diabetes mellitus karena kelenjar pankreas penderita tidak mampu menghasilkan hormone tersebut. Hormon insulin berfungsi untuk mengubah glukosa dalam darah menjadi glikogen.
Hormon insulin yang diproduksi oleh tubuh kita dikenal juga sebagai sebutan insulin endogen. Namun, ketika kalenjar pankreas mengalami gangguan sekresi guna memproduksi hormon insulin, disaat inilah tubuh membutuhkan hormon insulin dari luar tubuh, dapat berupa obat buatan manusia atau dikenal juga sebagai sebutan insulin eksogen.
Kekurangan insulin dapat menyebabkan penyakit seperti diabetes mellitus tergantung insulin (diabetes tipe 1). Insulin terdiri dari 51 asam amino. Molekul insulin disusun oleh 2 rantai polipeptida A dan B yang dihubungkan dengan ikatan disulfida. Rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai B terdiri dari 30 asam amino.
Insulin pertama kali di ekstraksi dari jaringan pankreas anjing pada tahun 1921 oleh para ahli fisiologi asal kanada Sir Federick Glant Banting dan Charles Hebert Best serta ahli fisiologi asal Inggris John James Richard Macleod. Seorang ahli boikimia James Betram Collip kemudian memproduksi dengan tingkat kemurnian yang cukup baik untuk digunakan sebagai obat pada manusia.
Pada tahun 1965 insulin manusia telah berhasil disintesis secara kimia. Insulin merupakan protein manusia pertama yang disintesis secara kimia. Secara tradisional, insulin untuk pengobatan pada manusia diisolasi dari pankreas sapi atau babi. Walaupun insulin hewan secara umum cukup memuaskan tetapi untuk penggunaan pada manusia dapat menimbulkan dua masalah. Pertama, adanya perbedaan kecil dalam asam amino penyusunnya yang dapat menimbulkan efek samping berupa alergi pada beberapa penderita. Kedua, prosedur pemurnian sulit dan cemaran berbahaya asal hewan tidak selalu dapat dihilangkan secara sempurna.
Pada tahun 1981 telah terjadi perbaikan secara berarti cara produksi insulin melalui rekayasa genetika. Insulin yang diperoleh dengan cara ini mempunyai struktur mirip dengan insulin manusia. Melalui teknologi DNA rekombinan, insulin diproduksi menggunakan sel mikroba yang tidak patogen. Karena kedua hal tersebut di atas, insulin hasil rekayasa genetika ini mempunyai efek samping yang relatif sangat rendah dibandingkan dengan insulin yang diperoleh dari ekstrak pankreas hewan, tidak menimbulkan efek alergi serta tidak mengandung kontaminan berbahaya.




BAB III
PEMBAHASAN

III.1. Prinsip Dasar Rekayasa Genetika
Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasi atau melakukan perubahan susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkan gen baru ke dalam struktur DNA organisme penerima. Gen yang diselipkan dan organisme penerima dapat berasal dari organisme apa saja. Pada proses rekayasa genetika organisme yang sering digunakan adalah bakteri Escherichia coli. Bakteri Escherichia coli dipilih karena paling mudah dipelajari pada taraf molekuler.

III.2. Proses Pembuatan Insulin
Pada proses pembuatan Insulin ada beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:
1.      Tahap pertama dalam membuat bakteria yang bisa menghasilkan insulin adalah dengan mengisolasi plasmid pada bakteri tersebut yang akan direkayasa. Plasmid adalah materi genetik berupa DNA yang terdapat pada bakteria namun tidak tergantung pada kromosom karena tidak berada di dalam kromosom.
2.      Kemudian plasmid tersebut dipotong dengan menggunakan enzim di tempat tertentu sebagai calon tempat gen baru yang nantinya dapat membuat insulin.
3.      Gen yang dapat mengatur sekresi (pembuatan) insulin diambil dari kromosom yang berasal dari sel manusia.
4.      Gen yang telah dipotong dari kromosom sel manusia itu kemudian ‘direkatkan’ di plasmid tadi tepatnya di tempat bolong yang tersedia setelah dipotong tadi.
5.      Plasmid yang sudah disisipi gen manusia itu kemudian dimasukkan kembali ke dalam bakteria.
6.      Bakteria yang telah mengandung gen manusia itu selanjutnya berkembang biak dan menghasilkan insulin yang dibutuhkan. Dengan begitu diharapkan insulin dapat diproduksi dalam jumlah yang tidak terbatas di pabrik-pabrik.
Insulin bervariasi dari satu organisme ke organisme lainnya, namun hal ini tidak membedakan aktivitasnya. Pada mulanya sumber insulin untuk penggunaan klinis pada manusia diperoleh dari pancreas sapi atau babi. Insulin yang diperoleh dari sumber – sumber tersebut efektif bagi manusia karena indentik dengan insulin manusia. Insulin pada manusia, babi, dan sapi mempunyai perbedaan dalam susunan asam aminonya, tapi aktivitasnya tetap sama.

*      Perbedaan susunan asam amino pada insulin manusia, babi (pork), dan sapi (beef)

Spesies
A8
A10
B28
B29
B30
Manusia
Thr
Ile
Pro
Lys
Thr
Babi
Thr
Ile
Pro
Lys
Ala
Sapi
Ala
Val
Pro
Lys
Ala

Insulin manusia dan insulin babi hanya beda 1 asam amino yaitu pada B30, sedangkan insulin manusia dan insulin sapi beda 3 asam amino yaitu pada A8, A10, dan B30 sehingga pemakaian insulin babi kurang imunogenik dibandingkan insulin sapi
Tapi masalahnya, 1 babi yang diekstraksi insulinnya hanya cukup untuk 1 orang selama 3 hari padahal saat ini ada ± 60 juta orang di dunia yang menderita diabetes tergantung insulin dan diduga meningkat 5-6 % per tahunnya. Maka dari itu sekarang banyak dikembangkan teknologi rekombinan untuk mendapatkan insulin.
Salah satu sumber insulin yang sudah tidak asing lagi digunakan dalam dunia kedokteran adalah insulin babi. Untuk menghasilkan 1 pound insulin didapatkan dari 60 ribu ekor babi serta diperkirakan mampu mengobati pasien diabetes sebanyak 750-1.000 orang selama setahun. Jika produksi babi pertahun sebanyak 85 juta maka insulin yang mampu dihasilkan selama setahun adalah 1.400 pound. Jumlah tersebut dapat mengobati pasien sebanyak 1, 050 juta sampai 1,4 juta pertahunnya. Jumlah yang cukup spektakuler.
Saat ini ada alternatif lain pengganti insulin seperti Humulin. Humulin merupakan produk insulin manusia pertama yang dipasarkan perusahaan farmasi Amerika serikat, Eli Lily pada tahun 1982. Walaupun lebih sedikit mahal, ternyata cukup diminati oleh pasien untuk mengganti hormon insulin babi. Namun, teknologi rekayasa genetika juga telah banyak berperan dalam produksi insulin, dimana bakteri di rekayasa sedemikian rupa sehingga mamapu memproduksi insulin. Dengan demikian insulin yang beredar pada dunia pengobatan merupakan gabungan dari insulin babi dan insulin dari bakteri. Penggunaan obat insulin yang diproduksi dari transplantasi sel pancreas babi ke sel bakteri, serta xenotransplatation yang menggunakan katup jantung babi ditransplantasikan ke jantung manusia memberikan kekhawatiran terhadap mereka yang beragama Islam. Sesuai dengan Al Qur’an Al Baqarah 173:
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
Pemanfaatan babi dalam dunia Bioteknologi seharusnya menjadi perhatian lebih bagi umat muslim untuk lebih selektif dalam memilih produk Bioteknologi tersebut. Islam melarang mengkonsumsi bahan haram tentu ada hikmah-hikmahnya, baik yang telah diketahui maupun yang belum diketahui manusia dikarenakan akal manusia yang begitu lemah. Masalah halal dan haram dari sediaan Bioteknologi ini merupakan bagian esensial dan membutuhkan tinjauan yang kritis bagi seorang muslim, karena hal ini menyangkut keamanan dari segi ruhaniah bagi seseorang yang mengkonsumsinya seperti mempengaruhi terkabulnya doa dan ibadah di sisi Allah swt. Selain itu, kita sebagai seorang muslim yang mengenyam pendidikan seharusnya merasa prihatin atas keadaan yang demikian dan terpacu untuk mencari bahan pengganti bahan-bahan haram yang sering digunakan dalam pembuatan sediaan farmasi.

III.3. Pemberian Insulin Pada Penderita Diabetes Mellitus
Insulin adalah suatu hormon yang secara alami dihasilkan oleh pankreas. Insulin memungkinkan sel – sel tubuh mengabsorbsi glukosa dari darah untuk digunakan sebagai sumber energy, diubah menjadi molekul lain yang diperlukan, atau untuk disimpan. Insulin juga merupakan sinyal control untama konversi glukosa menjadi glikogen untuk penyimpanan internal di hati dan sel otot. Bila jumlah insulin yang tersedia tidak mencukupi, sel tidak merespon adanya insulin (tidak sensitif atau resisten), atau bila insulin itu sendiri tidak diproduksi oleh sel – sel beta akibat rusaknya sel –sel beta pada pankreas, maka glukosa tidak dapat dimanfaatkan oleh sel tubuh ataupun disimpan dalam bentuk cadangan makanan dalam hati maupun sel otot. Akibat yang terjadi adalah peningkatan kadar glukosa dalam darah, penurunan sintesis protein, dan gangguan proses – proses metabolisme dalam tubuh.
Hormon ini bekerja mengatur kadar glukosa dalam darah dengan cara mempermudah masuknya glukosa ke dalam semua jaringan tubuh. Jika jumlah insulin yang diproduksi tidak memadai, kadar glukosa dalam darah akan meningkat dan sebagai akibatnya glukosa akan di ekskresi dalam urine. Defisiensi insulin dalam manusia menyebabkan penyakit genetik diabetes mellitus jenis I atau disebut IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus). Bila tidak diobati penyakit ini akan membahayakan kehamilan, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Pemberian injeksi insulin secara teratur dalam meningkatkan kadar insulin dalam darah penderita dapat meminimumkan komplikasi. Pengobatan ini hanya mungkin dilaksanakan bila insulin tersedia dalam jumlah besar dengan kemurnian dan mutu yang baik. Pemberian insulin kepada penderita diabetes hanya bisa dilakukan dengan cara suntikan, jika diberikan melalui oral insulin akan rusak didalam lambung.
Setelah disuntikan, insulin akan diserap kedalam aliran darah dan dibawa ke seluruh tubuh. Disini insulin akan bekerja menormalkan kadar gula darah (blood glucose) dan merubah glucose menjadi energi. Perlu diperhatikan daerah mana saja yang dapat dijadikan tempat menyuntikkan insulin. Bila kadar glukosa darah tinggi, sebaiknya disuntikkan di daerah perut dimana penyerapan akan lebih cepat. Namun bila kondisi kadar glukosa pada darah rendah, hindarilah penyuntikkan pada daerah perut.
Secara urutan, area proses penyerapan paling cepat adalah dari perut, lengan atas dan paha. Insulin akan lebih cepat diserap apabila daerah suntikkan digerak-gerakkan. Penyuntikkan insulin pada satu daerah yang sama dapat mengurangi variasi penyerapan. Penyuntikkan insulin selalu di daerah yang sama dapat merangsang terjadinya perlemakan dan menyebabkan gangguan penyerapan insulin. Daerah suntikkan sebaiknya berjarak 1 inchi (+ 2,5cm) dari daerah sebelumnya. Lakukanlah rotasi di dalam satu daerah selama satu minggu, lalu baru pindah ke daerah yang lain.
Kerja insulin dalam tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya :
1. Dosis
Semakin tinggi dosisnya maka semakin cepat aksinya.
2. Tempat injeksi
Pada umumnya insulin diberikan dengan injeksi menembus kulit. Pada pemberian intravena aksinya cepat, pad transdermal atau secara subkutan maka pada otot terjadi degradasi insulin 20-25%. Makanya harus diperhitungkan untuk mendapatkan dosis yang tepat. Kebanyakan insulin diinjeksikan pada perut (intrperional). Jarum untuk injeksi insulin kecil sekali dan pendek (0,5-1 cm). Dapat juga menggunakan implant pada dada yang dapat mensuplai insulin sedikit demi sedkit.
3. Kehadiran antibodi insulin
Hal ini terutama pada penggunaan hewan sebagai insulin. Jika digunakan insulin dari luar dikhawatirkan terjadi reaksi antigen antibodi maupun perusakan lain, kecuali pada penderita autoimun.
4. Aktivitas fisik
Semakin banyak aktivitas fisik yang kita lakukan maka kita perlu energi (dari glukosa) yang semakin besar sehingga tidak perlu aksi insulin yang ekstra untuk mengubah glukosa menjadi glikogen (insulin yang diperlukan semakin sedikit).













 

 

                                                                          BAB IV
KESIMPULAN

IV.1. Kesimpulan
1.      Insulin adalah hormon yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.
2.      Kekurangan insulin dapat menyebabkan penyakit seperti diabetes mellitus.
3.      Hormon insulin dapat dibuat dari pancreas sapi atau babi akan tetapi dapat menimbulkan dua masalah yaitu pertama, adanya perbedaan kecil dalam asam amino penyusunnya yang dapat menimbulkan efek samping berupa alergi pada beberapa penderita. Kedua, prosedur pemurnian sulit dan cemaran berbahaya asal hewan tidak selalu dapat dihilangkan secara sempurna.
4.      Melalui teknologi DNA rekombinan, insulin diproduksi menggunakan sel mikroba yang tidak patogen. Insulin hasil rekayasa genetika ini mempunyai efek samping yang relatif sangat rendah dibandingkan dengan insulin yang diperoleh dari ekstrak pankreas hewan, tidak menimbulkan efek alergi serta tidak mengandung kontaminan berbahaya.
5.      Pemberian injeksi insulin secara teratur dalam meningkatkan kadar insulin dalam darah penderita dapat meminimumkan komplikasi.
6.      Pemberian insulin kepada penderita diabetes hanya bisa dilakukan dengan cara suntikan, jika diberikan melalui oral insulin akan rusak didalam lambung.
7.      Penyuntikkan insulin selalu di daerah yang sama dapat merangsang terjadinya perlemakan dan menyebabkan gangguan penyerapan insulin.







DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 2008. Rekombinasi DNA. http://evarifaatulmahmudahbio2008.wordpress. com/2010/01/05/. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2013.

Bondioli ,KR , M.E. Westhusin dan C.R Looney. 1990. Production of Identical Bovine offspring by Nuclear Transfer. Theriogenology. 33 : 165-174

N. S. Rudolph, “Biopharmaceutical production in transgenic livestock,” Trends in Biotechnology, vol. 17, no. 9, pp. 367–374,1999.

Palomares, L. A., Estrada-Mondaca, S., and Ramírez, O.T. (2004) Principles and applications
of the insect-cell-baculovirus expression vector system, in Cell Culture Technology for Pharmaceutical and Cellular Applications (Ozturk, S. and Hu, W. S., eds.), Marcel Dekker, New York, NY, in press.