Kamis, 05 Desember 2013

Tugas Pengemasan dan penyimpanan panga




PENGEMASAN LOGAM
MAKALAH







oleh :
Yan Abdi Nugroho                 105100504111003
KELAS A


JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013






BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pengemasan yaitu suatu media yang berfungsi sebagai wadah atau tempat untuk menyimpan suatu bahan pangan dengan tujuan untuk menjaga kualitas dan umur simpan produk tersebut. Kemasan dibuat sedemikian rupa untuk mengatasi masalah yang dijumpai dalam produksi dan distribusi pangan serta dapat memperpanjang masa simpan atau meningkatkan keamanan pangan atau sifat organoleptik.
Ada berbagai macam jenis kemasan yang biasa digunakan dalam industri pangan diantaranya adalah kertas, logam, kaca dan plastik. Penggunaan jenis kemasan ini disesuaikan dengan sifat dan karakteristik bahan pangan yang akan dikemas. Salah satu contohnya yaitu pengemasan logam yang digunakan oleh industri minuman kaleng atau untuk pengalengan ikan.
Banyak industri yang menggunakan jenis pengemasan ini dikarenakan dapat memperpanjang umur simpan produk, menjaga kualitas produk dan lebih tahan atau kuat dalam proses penyimpanan nantinya. Oleh sebab itu dengan adanya makalah ini, akan menjelaskan sebagian besar tentang pengemasan yang menggunakan logam, baik itu jenis, kelebihan dan kekurangan, karakteristik, cara pembuatan hingga dampaknya terhadap kerusakan makanan.

1.2  Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan tentang metode pengemasan dengan menggunakan logam.











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengemasan Logam
Pengemasan yaitu suatu media yang berfungsi sebagai wadah atau tempat untuk menyimpan suatu bahan pangan dengan tujuan untuk menjaga kualitas dan umur simpan produk tersebut, dalam industri besar terutama industri pengalengan ikan biasanya menggunakan jenis kemasan logam, hal ini dikarenakan sifat dan kerakteristik dari bahan pengemas logam yang lebih kuat dan tahan lama (Eastwood Et al, 2002).
Proses  pembuatan kemasan logam ada 2 cara, yaitu Three piece can dan Two piece can. Proses pembuatan kemasan logam ini berdasarkan karakteristik dari logam tersebut yaitu Penghantar (konduktor) panas dan listrik yang baik, dapat ditempa atau dibengkokkan dalam keadaan padat, mempunyai kilap logam, tidak tembus padang, densitas tinggi, berbentuk padat (kecuali merkuri).



BAB III
PEMBAHASAN

3.1  Jenis Kemasan Logam
Terdapat 8 jenis kemasan logam yaitu tin plate, tin free plate, aluminium, aluminium foil, retort pouch, aerosol logam, tube logam lunak dan drum baja. Dimana penjelasannya sebagai berikut:
a.      Tin Plate
Tin plate merupakan jenis kemasan logam yang terbuat dari Plat  timah atau  tin plate yang berbentuk lembaran atau gulungan baja yang berkarbon rendah dengan ketebalan  0.15    0.5 mm, dilapisi dengan timah putih Sn, dengan kandungan  timah  putih  pada    kaleng  plat  timah berkisar  antara 1.0-1,25%  dari  berat  kaleng.
b.      Tin Free Steel
Tin free steel merupakan jenis kemasan logam yang berbentuk lembaran baja yang  tidak dilapisi timah putih, selain itu harganya yang Murah, akan tetapi memiliki daya adhesi terhadap bahan organik yang baik, Jenis TFS  yang paling banyak digunakan untuk pengalengan makanan adalah  jenis  Tin  Free  Steel  Chrome  Type  (TFS-CT). Ada 3 tipe dari tin free steel yaitu : Tipe Tin Free Steel : Tipe MR (Medium Residual), Tipe MC (Medium Metalloids Cold Reduce) dan Tipe L (Low Metalloids).

c.       Aluminium
Merupakan jenis logam yang lebih ringan dari baja dan memiliki daya korosif rendah serta mudah dibengkokkan. Jenis logam ini mampu menahan masuknya gas, bahannya tidak berbau dan tidak berasa, akan tetapi sulit disolder sehingga sambungan tidak rapat.
d.      Aluminium Foil
Merupakan bahan kemas dari lembaran alumunium yang  padat  dan  tipis, aluminium foil memiliki ketebalan <0.15 m dan mempunyai tingkat kekerasan yang berbeda. Kemasan ini bersifat hermetis, tidak tembus cahaya, fleksibel, dan dapat dignakan sebagai bahan pelapis atau penguat dilapisi dengan plastik atau kertas.
e.       Retort Pouch
Jenis Kemasan ini tahan terhadap suhu sterilisasi dan mempunyai daya simpan yang tinggi, sifatnya kuat, tidak mudah sobek/tertusuk, dan teknik penutupan mudah, Contoh: PP-Alufo-PET. Penggunaan alumunium untuk kemasan pangan antara lain untuk produk buah-buahan, produk sayuran, produk daging, produk ikan, kerang, produk susu dan minuman.
f.        Aerosol logam
Bahan yang digunakan adalah alumunium, palt timah dan baja nirkarat. pipa dip umumnya dari plastik, tahan tekanan tinggi (kemasan pecah pada tekanan >20 atm), kemasan aerosol alumunium untuk produk farmasi dan parfum, kemasan aerosol plat timah beresiko terjadi karat terutama untuk produk alkali asam kuat, kemasan aerosol baja nirkarat untuk produk kecil (mahal), dilapisi enamel (vinil, epoksi).
g.      Tube Logam Lunak (Collapsible Tube)
Pada Tahun 1841 dikenal tube logam timah putih (kemasan cat minyak) dan di tahun 1895 digunakan untuk kemasan pasta gigi (dominan). Biasanya digunakan untuk pangan seperti saus tomat, mayonaise, mustar. Penggunaan jenis kemasan ini akan mempermudah pengisisan produk, karena bersifat ringan, tidak mudah pecah, permukaan licin sehingga dekorasi mudah, mudah ditutup rapat sehingga kontaminasi rendah, bahan bakun terdiri dari logam yang dapat dilenturkan pada suhu kamar, umumnya timah, timbal dan alumunium.
h.      Drum Baja
Drum baja /campuran logam biasanya digunakan untuk mengemas minyak goreng, minyak tanah, bensin dan bahan kimia. Pada drum terdapat simpay (gelang gelinding) agar mudah dipindahkan, bagian tertutup terdapat dua lubang yaitu lubang kecil untuk lubang angin dan lubang besar untuk dapat dipasang kran.
3.2. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
Kekurangan
Mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi
Tidak tembus pandang
Pelindung yang baik terhadap gas,uap air,jasa renik,debu dan kotoran sehingga cocok untuk kemasan hermentis
Kemasan harus  sempurna tidak penyok
Toksisitasnya relatif rendah meskipun ada kemungkinan migrasi unsur logam ke bahan yang dikemas
Ada kemungkinan terjadi cemaran logam
Tahan terhadap perubahan-perubahan atau keadaan suhu yg ekstrim

Mempunyai permukaan yang ideal yntuk dekorasi dan pelabelan


3.3. Kerusakan Pada Bahan Pangan
Adapun beberapa kerusakan yang dapat terjadi akibat dari penggunaan pengemasan logam yaitu:
a.      Hydrogen swell
Terjadi karena adanya tekanan gas hidrogen yang dihasilkan dari reaksi antara asam pada makanan dengan logam, hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti, meningkatnya keasaman bahan pangan, meningkatnya suhu penyimpanan, ketidaksempurnaan pelapisan bagian dalam, proses exhausting tidak sempurna, terdapat komponen terlarut dari sulfur dan pospat.
b.      Interaksi antara bahan dasar kaleng dengan makanan
Apabila terjadi kerusakan yang disebabkan oleh adanya interaksi antara bahan dasar kaleng dengan makanan, maka akan muncul tanda-tanda seperti, perubahan warna dari bagian dalam kaleng, perubahan warna pada makanan yang dikemas, off-flavor, kekeruhan pada sirup, perkaratan atau terbentuknya lubang pada logam serta yang terjadinya kehilangan gizi.




BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
a. Pengemasan logam merupakan teknik pengemasan yang biasa digunakan karena sifat dari bahan yang kuat serta tahan terhadap berbagai kondisi.
b. Karakteristik bahan pangan menentukan jenis pengemasan yang akan digunakan.
c. Proses penyimpanan yang baik sesuai dengan sifat bahan dapat menentukan keamanan dan umur simpan dari produk tersebut.

4.2 Saran
Perlu dilakukan pendekatan lebih lanjut kepada para konsumen agar lebih selektif lagi dalam hal memilih bahan pangan yang baik agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan. Oleh sebab itu pentingnya ilmu pengetahuan agar wawasan kita bisa bertambah.




DAFTAR PUSTAKA

Ares G, Parentelli C, Gámbaro A, Lareo C, Lema P (2006) Sensory shelf life of shiitake mushrooms stored under passive modified atmosphere. Postharvest Biology and Technology41 , 191-197

Boa E (2004) Wild edible fungi a global overview of their use and importanceto people , FAO, Rome, 148 pp

Chang ST (1999b) World production of cultivated edible and medicinal mushrooms in 1997 with emphasis on Lentinus edodes (Berk.) Sing. di Cina. International Journal of Medicinal Mushrooms1 , 291-300

Cheung LM, Cheung PCK, Ooi VCE (2003) Antioxidant activity and total phenolics of edible mushroom extracts. Food Chemistry81 , 249-255

Eastwood D, Burton K (2002) Mushrooms – a matter of choice and spoiling oneself. Microbiology Today29 , 18-19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar