NUTRIFIKASI
VITAMIN E DARI EKSTRAK BEKATUL PADA PRODUK SELAI KIWI
HI-VITAMIN
E
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Terstruktur Mata kuliah kimia
pangan II
Oleh:
Yan Abdi Nugroho ( 105100504111003)
Kelas: Q
PROGRAM
STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
JURUSAN
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS
TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
MALANG
2012
SOAL:
Jika anda akan mengembangkan suatu produk tinggi vitamin
E, maka:
a)
Produk apa yang akan
dipilih,jelaskan alasannya?
b)
Siapa pasar-pasar dari
produk tersebut?
c)
Bentuk vitamin E yang
akan ditambahkan?
d)
Kapan vitamin E
ditambahkan pada proses pengolahan produk tersebut?
e)
Apa dampak penambahan
vitamin E pada karakteristik produk?
f)
Bagaimana cara
mengatasi hal tersebut?
g)
Berapa kadar vitamin E
yang ditambahkan dan klaim nutrisi apa yang dibuat?
JAWAB
a)
Produk yang saya
pilih untuk dikembangkan yaitu selai yang berbahan baku buah kiwi. Saya memilih
buah kiwi karena kandungan gizinya yang bagus dan merupakan sumber vitamin C
dan E yang tinggi, kandungan vitamin C dan E dalam 100 gram buah kiwi yaitu sebesar 92,7
mg dan 1,9 mg. Kandungan vitamin C
dalam buah kiwi dua kali lebih banyak dari jeruk. Sementara jumlah vitamin E
dalam kiwi dua kali lebih banyak dibandingkan mangga. Selain itu, buah kiwi
juga mengandung vitamin B1, B2, B6, asam folat, niasin, dan asam pantotenat
dalam jumlah yang cukup berarti.
Vitamin E dalam
kiwi berperan menjaga kesehatan sel-sel tubuh,
memperlambat efek penuaan dan memelihara sel-sel kulit agar tetap muda,
meningkatkan kesuburan, serta mengurangi risiko penyakit jantung koroner.
Antioksidan yang terkandung
dalam buah kiwi adalah yang paling mudah dimetabolisme dan diserap ke dalam
pembuluh darah tubuh. Itu sebabnya sumber makanan antioksidan seperti kiwi
sangat disarankan untuk mereka yang ingin sehat secara alami.
Untuk
meningkatkan kadar vitamin E dalam produk selai kiwi ini saya menambahkan
ekstrak bekatul yang merupakan sumber vitamin E yang tinggi dan sumber
serat pangan yang memiliki
efek rasa kenyang yang lebih lama, sehingga cocok sebagai diet penderita
hiperkolesterolemia. Penambahan yang
dilakukan tidak terlalu banyak karena buah kiwi sudah memiliki kandungan
vitamin E yang tinggi juga sehingga dapat menekan harga pasar yang tidak
terlalu mahal.
b)
Pasar-pasar dari produk
selai kiwi ini yaitu untuk mereka yang sedang mengalami pertumbuhan dan perawatan kecantikan
serta yang menginginkan agar terlihat tetap awet muda, seperti masa dewasa bahkan masa remaja agar
mengurangi gejala penuaan dini, baik itu laki-laki maupun perempuan. Selai
kiwi hi-vitamin E ini
sangat praktis dalam penyajiannya sehingga konsumen akan mendapatkan asupan vitamin
E dengan cara yang mudah, seperti untuk
sarapan dengan roti yang menambah nilai daya jual dari selai itu sendiri.
c)
Bentuk vitamin E yang
ditambahkan adalah dalam bentuk mikrokapsul melalui metode mikroenkapsulasi
yaitu suatu metode atau proses penyalutan partikel inti (core) yang dapat
berbentuk cair, padat, atau gas dengan suatu
bahan pengisi khusus sehingga partikel-pertikel inti tersebut mempunyai sifat
fisikokimia sesuai yang
dikehendaki, terdapat dua
jenis struktur utama dari mikrokapsul yaitu
satu inti (single core) dan banyak inti (multiple core) pada
bagian dindingnya. Pada produk selai
kiwi instan ini mikroenkapsulasi dilakukan dengan metode
spray-drying yaitu merupakan suatu
proses pengeringan untuk mengurangi kadar air suatu bahan sehingga dihasilkan
produk berupa bubuk melalui penguapan cairan. Mikroenkapsulasi menggunakan spray
dyring paling banyak digunakan dalam industri pangan karena biayanya relatif
lebih rendah. Proses ini
fleksibel, dapat digunakan untuk variasi bahan dalam mikroenkapsulasi karena
peralatannya mudah diterapkan dalam pengolahan bermacam bahan dan menghasilkan
partikel-partikel yang berkualitas baik dengan distribusi ukuran partikel yang
konsisten.
d)
Penambahan Vitamin E pada selai kiwi ini dilakukan
pada
proses mixing ( pencampuran ) dengan bahan-bahan lain, dimana sebelumnya harus
dilakukan proses mikroenkapsulasi menggunakan spray-dryer. Pada proses ini
dirasa yang paling tepat untuk menambahkan vitamin E, karena hampir masuk pada
tahapan akhir sehingga resiko untuk kapsul tersebut pecah
atau rusak lebih sedikit. Dengan adanya penambahan
tersebut maka akan didapatkan produk
selai
kiwi
yang memiliki kandungan vitamin E yang tinggi dan
menjadikannya memiliki daya tarik dan nilai jual yang tinggi.
e)
Dampak dari penambahan vitamin E pada produk selai
kiwi ini yaitu kemampuan
dari
vitamin E yang
ditambahkan menjadi sulit untuk bisa larut hal ini
disebabkan karena
adanya
kapsul yang melapisinya. Selain
itu kepadatan dari produk juga akan berubah sehingga lebih sulit dalam
menentukan kapasitas selai yang akan dikemas dalam satu kemasan, kemudian sifat aliran bahan juga akan
berubah,
yang berdampak
pada viskositas dari selai itu sendiri, dimana viskositas ini akan mempengaruhi
daya oles dari selai tersebut.
f)
Cara yang dilakukan untuk mengatasi perubahan-perubahan yang
terjadi pada produk selai ini yaitu untuk
masalah kemampuan kelarutan bisa diatasi dengan cara memilih bahan kapsul yang mudah
untuk larut, seperti
CMC (carboxymetyhlcellulose) yaitu
hasil dari reaksi alkali dengan sodium monokloroasetat di bawah kondisi yang
dikontrol ketat, dengan
menggunakan CMC yang mudah larut maka nantinya pelepasan dari ekstrak bekatul
yang dikapsulkan akan dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan. Kemudian untuk
kepadatan dari selai harus di perhatikan agar nantinya lebih mudah untuk proses
pengemasan selai dalam pengemas, jadi
penambahan mikrokapsul yang dilakukan harus diperhitungkan secara matang agar
nantinya tidak mempersulit proses pengemasan. Selanjutnya untuk sifat aliran bahan harus di perhitungkan dengan benar berapa penambahan mikrokapsul yang dapat
mempengaruhi viskositas dari selai tersebut sehingga akan didapatkan daya oles
yang sesuai atau bagus.
g)
Untuk kadar vitamin E dari ekstrak bekatul yang
ditambahkan dalam produk selai kiwi ini yaitu sebesar 8 mg/100gr, dijumlahkan
dengan kadar vitamin E dari kiwi itu sendiri sebesar 1,9 mg/100gr sehingga
kurang lebih kadar vitamin E yang terkandung dalam produk selai kiwi ini
sebesar 10 mg/100gr, sedangkan kebutuhan vitamin E yang dibutuhkan oleh tubuh
dalam sehari yaitu mencapai 15 mg/100 gr. Sehingga sisa kebutuhan vitamin E
lainnya dapat dipenuhi dari makanan lainnya yang dikonsumsi.
Untuk klaim kadar pada produk selai kiwi
ini dapat dinyatakan bahwa
“ mengandung Hi-Vitamin E dengan takaran
10 mg/100gr “
“ Produk ini mengandung antioksidant
yang dapat melawan radikal bebas ”
Sedangkan untuk klaim kesehatannya dapat
dinyatakan bahwa:
” Produk ini dapat membantu mengurangi
risiko penuaan dini ”
“ Produk ini dapat membantu mencerahkan
kulit agar terlihat lebih awet muda”